Penjenamaan negara (nation branding) telah menjadi strategi penting bagi banyak negara untuk meningkatkan citra global, menarik investasi, pariwisata, dan mempromosikan produk ekspor. Pertanyaan fundamentalnya adalah: apakah Indonesia membutuhkan penjenamaan nasional sebagai strategi ekspor untuk beragam produk kreatifnya?
Berbagai studi menunjukkan bagaimana penjenamaan negara dapat memengaruhi kinerja ekonomi dan persepsi global, menjadikannya alat yang berpotensi signifikan untuk pertumbuhan ekonomi. Memahami bagaimana negara lain berhasil mengimplementasikan strategi ini akan memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia.
Memahami Konsep Penjenamaan Negara (Nation Branding)
Penjenamaan negara atau nation branding mengacu pada upaya strategis untuk mengelola dan meningkatkan jenama suatu negara di panggung global. Ini melibatkan pembentukan persepsi positif tentang negara tersebut, yang dapat mencakup budaya, politik, ekonomi, hingga kualitas produknya [1, 3].
Tujuan utama dari nation branding adalah untuk menciptakan identitas yang kohesif dan menarik yang membedakan negara tersebut dari yang lain [4, 5]. Fokusnya tidak hanya pada aspek pariwisata dan investasi, tetapi juga pada ekspor produk, karena persepsi terhadap suatu negara dapat secara langsung memengaruhi kemauan konsumen global untuk membeli produknya [7].
Penelitian mengenai country branding menunjukkan bahwa sektor ini mengalami pertumbuhan signifikan, dengan tiga fokus utama: kinerja ekspor, investasi asing langsung, dan pariwisata [1]. Citra suatu negara terhadap dirinya sendiri dan identitas nasionalnya sangat penting dalam proses nation branding [10].
Sebuah studi sistematis menunjukkan bahwa dari 124 publikasi yang diidentifikasi dalam satu dekade terakhir, 22 di antaranya secara eksplisit menghubungkan country branding dengan kinerja ekspor, investasi asing langsung, atau pariwisata [1]. Ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara citra negara dan keberhasilan ekonominya di pasar global.
Sebagai contoh, Spanyol dan Portugal telah menunjukkan bagaimana nation branding yang efektif dapat menghasilkan dampak nyata. Spanyol, melalui penjenamaan yang kuat terhadap gaya hidup, seni, dan budaya yang bersemangat, berhasil menarik lebih banyak wisatawan dan investor, serta meningkatkan ekspor produk-produk khas mereka [6]. Portugal, di sisi lain, berfokus pada inovasi dan kualitas produknya, yang meningkatkan kepercayaan global terhadap produk ekspor mereka [6].
Keberhasilan kedua negara ini menjadi bukti konkret bahwa nation branding bukan hanya sekadar gagasan abstrak, melainkan strategi yang memiliki potensi ekonomi signifikan. Konsep ini tidak hanya tentang membuat negara terlihat baik di mata dunia, tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah bagi produk dan layanan yang berasal dari negara tersebut.
Dampak Penjemaaan Negara terhadap Ekspor Produk Kreatif
Penjenamaan negara memiliki dampak signifikan terhadap ekspor produk kreatif, karena reputasi suatu negara dapat secara langsung memengaruhi persepsi konsumen global terhadap kualitas dan nilai produknya. Ketika suatu negara memiliki jenama yang kuat dan positif, produk-produk yang berasal dari negara tersebut cenderung dianggap lebih menarik dan berkualitas tinggi [7, 8].
Sebuah studi menemukan bahwa produk nasional dapat memengaruhi ekspor teknologi tinggi dengan cara mengurangi harga agregat yang dibayarkan dan meningkatkan output ekspor secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa penjenamaan negara memainkan peran penting dalam mendorong ekspor [7]. Untuk produk kreatif seperti kerajinan tangan, mode, seni, atau desain, penjenamaan negara tidak hanya tentang fungsionalitas, tetapi juga tentang cerita, warisan, dan nilai budaya yang melekat pada produk tersebut [10].
Contoh konkret dapat dilihat dari bagaimana negara-negara seperti Italia dan Prancis telah berhasil menggunakan nation branding untuk mempromosikan produk kreatif mereka. Italia, dengan jenama yang kuat dalam desain, mode, dan keahlian seni, telah membangun merek “Made in Italy” yang diakui secara global [5]. Label ini tidak hanya berarti produk dibuat di Italia, tetapi juga mengindikasikan kualitas tinggi, gaya, dan warisan budaya yang kaya. Demikian pula, Prancis berhasil memposisikan dirinya sebagai pusat mode, parfum, dan seni kuliner, yang secara signifikan meningkatkan nilai ekspor produk-produk kreatifnya di seluruh dunia [5]. Strategi ini memungkinkan mereka untuk menjual produk dengan harga premium dan membangun loyalitas merek yang kuat di pasar internasional.
Lebih jauh, penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi, seperti penjenamaan negara, memiliki dampak signifikan terhadap jenama dan persepsi suatu negara di tingkat global [8]. Citra yang positif dapat memperkuat daya saing produk kreatif di pasar internasional, bahkan jika produk-produk tersebut belum dikenal secara luas.
Dengan demikian, nation branding berfungsi sebagai payung yang memberikan kredibilitas dan daya tarik awal bagi produk-produk kreatif. Ini membantu mengatasi hambatan masuk pasar dan membangun kepercayaan konsumen lebih cepat. Tanpa penjenamaan negara yang kuat, produk kreatif Indonesia mungkin harus bersaing hanya berdasarkan harga atau karakteristik produk, sementara dengan nation branding, nilai tambah yang berasal dari citra negara dapat menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.
Pelajaran dari Negara Lain dalam Strategi Nation Branding untuk Ekspor
Banyak negara telah berhasil menerapkan strategi nation branding untuk meningkatkan ekspor dan jenama global mereka, memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. Salah satu contoh paling menonjol adalah Korea Selatan. Melalui kampanye “Hallyu” atau “Korean Wave”, Korea Selatan tidak hanya mempromosikan musik (K-Pop) dan drama (K-Drama), tetapi juga secara strategis mengangkat citra negara secara keseluruhan [3]. Dampaknya meluas ke produk-produk konsumsi, teknologi, dan bahkan makanan, yang kini banyak diminati di pasar global. Produk-produk teknologi tinggi Korea Selatan seperti Samsung dan LG, serta merek kosmetik dan fashion, mendapatkan keuntungan dari popularitas budaya mereka [7]. Ini menunjukkan bagaimana budaya populer dapat menjadi kendaraan yang kuat untuk mempromosikan produk ekspor.
Contoh lain adalah Selandia Baru, yang memposisikan dirinya sebagai “100% Pure New Zealand” [3]. Penjenamaan ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menciptakan persepsi tentang produk pertanian dan makanan berkualitas tinggi, bersih, dan alami. Daging, produk susu, dan anggur Selandia Baru kini diakui secara global sebagai produk premium berkat citra negara yang dibangun dengan cermat tersebut [5]. Kampanye ini juga berhasil mengkomunikasikan nilai-nilai seperti keberlanjutan dan keaslian, yang resonan dengan konsumen global yang semakin peduli terhadap isu-isu ini. Pelajaran dari Selandia Baru adalah bagaimana suatu negara dapat mengidentifikasi keunikan geografis dan lingkungannya untuk membangun identitas merek yang kuat dan kohesif.
Selain itu, negara-negara Nordik seperti Swedia dan Denmark telah berhasil membangun jenama yang terkait dengan inovasi, keberlanjutan, dan desain fungsional. Merek “Scandinavian Design” misalnya, telah menjadi identitas global yang diasosiasikan dengan kualitas, minimalisme, dan fungsionalitas [5]. Ini tidak hanya mendorong ekspor furnitur dan produk rumah tangga, tetapi juga teknologi dan solusi energi terbarukan. Strategi mereka menunjukkan pentingnya konsistensi dalam komunikasi dan fokus pada nilai-nilai inti yang membedakan mereka. Dari pengalaman negara-negara ini, Indonesia dapat menarik kesimpulan bahwa nation branding yang efektif melibatkan identifikasi keunikan, konsistensi dalam pesan, dan integrasi antara promosi budaya, pariwisata, dan produk ekspor. Ini bukan hanya tentang kampanye pemasaran, tetapi tentang membangun narasi yang kohesif dan otentik tentang negara tersebut.
Tantangan dan Peluang bagi Indonesia dalam Nation Branding Produk Kreatif
Indonesia memiliki kekayaan budaya dan produk kreatif yang luar biasa, namun menghadapi tantangan dalam upaya pencitraan negara untuk ekspor produk kreatif. Salah satu tantangan utama adalah fragmentasi identitas. Indonesia memiliki beragam etnis, bahasa, dan tradisi, yang meskipun merupakan kekayaan, dapat mempersulit pembentukan narasi nation branding yang tunggal dan kohesif [10].
Dibandingkan dengan negara-negara seperti Jepang yang identitasnya lebih homogen, Indonesia perlu menemukan cara untuk merangkul keanekaragaman ini sebagai kekuatan, bukan kelemahan, dalam narasinya [10]. Tantangan lain adalah kurangnya investasi yang konsisten dalam promosi global untuk produk kreatif. Seringkali, upaya promosi bersifat sporadis atau tidak terintegrasi dengan strategi nation branding yang lebih besar.
Meskipun demikian, ada peluang besar yang dapat dimanfaatkan. Produk kreatif Indonesia, seperti batik, tenun, ukiran kayu, perhiasan perak, dan kuliner, memiliki potensi besar untuk menembus pasar global. Nilai otentisitas, keunikan, dan cerita di balik setiap produk dapat menjadi daya tarik utama bagi konsumen internasional yang mencari sesuatu yang lebih dari sekadar barang komoditas. Jika dikelola dengan baik, keragaman budaya Indonesia justru dapat menjadi nilai jual yang unik. Misalnya, kampanye nation branding dapat menyoroti keberagaman desain batik dari berbagai daerah atau keunikan rasa kuliner dari Sabang hingga Merauke, sebagai representasi kekayaan dan kedalaman budaya Indonesia.
Peluang lainnya terletak pada kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas kreatif. Pemerintah dapat menyediakan kebijakan yang mendukung, insentif ekspor, dan platform promosi yang terintegrasi. Sektor swasta, terutama produsen dan eksportir produk kreatif, dapat berinvestasi dalam standar kualitas, desain, dan pemasaran yang lebih baik. Komunitas kreatif dapat memainkan peran kunci dalam inovasi dan menjaga orisinalitas produk, serta menjadi duta budaya Indonesia.
Dengan mengintegrasikan upaya-upaya ini di bawah payung nation branding yang kuat, Indonesia dapat menciptakan sinergi yang meningkatkan daya saing produk kreatifnya di pasar global. Membangun platform e-commerce global yang berpusat pada produk kreatif Indonesia juga dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan visibilitas dan akses pasar.
Strategi Implementasi Pencitraan Nasional untuk Mendukung Ekspor
Produk Kreatif
Untuk mendukung ekspor produk kreatif Indonesia, strategi implementasi pencitraan nasional harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Pertama, diperlukan pengembangan narasi nation branding yang kuat dan kohesif yang merepresentasikan keunikan dan kekayaan budaya Indonesia. Narasi ini harus mampu menangkap esensi Indonesia sebagai negara yang dinamis, kreatif, dan kaya budaya, sekaligus menekankan kualitas dan inovasi produknya [10]. Misalnya, fokus dapat diberikan pada konsep “Creative Indonesia” atau “Authentic Indonesia,” yang menyoroti kerajinan tangan, seni pertunjukan, mode, dan kuliner sebagai bagian integral dari identitas nasional. Narasi ini kemudian harus dikomunikasikan secara konsisten di semua saluran, baik dalam promosi pariwisata, investasi, maupun perdagangan internasional [5].
Kedua, kolaborasi lintas sektor sangat krusial. Pemerintah, melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Perdagangan, perlu bekerja sama dengan asosiasi industri kreatif, pelaku usaha, desainer, dan seniman. Pemerintah dapat memfasilitasi partisipasi dalam pameran dagang internasional, menyediakan pelatihan ekspor, dan akses ke pembiayaan [9].
Peran pelaku usaha dan desainer adalah untuk memastikan kualitas produk, inovasi desain, dan kemampuan produksi yang memenuhi standar global. Misalnya, program pelatihan untuk meningkatkan standar kualitas batik atau perhiasan dapat diselenggarakan, didukung oleh sertifikasi internasional.
Ketiga, investasi dalam pemasaran digital dan branding produk secara spesifik sangat penting. Dalam era digital, sebagian besar konsumen global mencari informasi dan melakukan pembelian secara daring [5]. Oleh karena itu, membangun platform digital yang menarik untuk produk kreatif Indonesia, menggunakan media sosial, serta kampanye iklan digital yang ditargetkan, dapat meningkatkan visibilitas dan akses pasar.
Selain itu, setiap produk kreatif harus memiliki cerita dibaliknya, yang terhubung dengan narasi nation branding yang lebih besar. Misalnya, kampanye yang menyoroti kisah para pengrajin di balik produk batik tertentu, atau warisan kuliner yang menginspirasi hidangan tertentu, dapat menciptakan nilai tambah dan daya tarik emosional bagi konsumen.
Keempat, penting untuk menjalin hubungan strategis dengan distributor, importir, dan retailer global. Melalui kemitraan yang kuat, produk kreatif Indonesia dapat lebih mudah menembus pasar-pasar baru dan menjangkau target audiens yang lebih luas. Program fasilitasi pertemuan bisnis (B2B) dan misi dagang dapat menjadi sarana efektif untuk membangun jaringan ini. Dengan strategi ini, Indonesia dapat secara sistematis meningkatkan ekspor produk kreatifnya dan memperkuat posisi di pasar global.
Peran Pemerintah dan Swasta dalam Akselerasi Ekspor Kreatif
Peran pemerintah dan swasta sangatlah krusial dalam akselerasi ekspor produk kreatif melalui strategi pencitraan negara. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif dan promosi produk di pasar global. Ini meliputi penyusunan kebijakan yang mendukung, seperti insentif pajak untuk ekspor, kemudahan prosedur bea cukai, dan dukungan finansial bagi UMKM kreatif [9].
Selain itu, pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator dengan menyelenggarakan pameran dagang internasional, misi dagang, dan promosi nation branding berskala besar yang menyoroti produk kreatif [5]. Misalnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk memanfaatkan misi diplomatik Indonesia di luar negeri sebagai platform promosi produk kreatif dan warisan budaya.
Pemerintah juga harus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur pendukung, seperti pusat desain, inkubator bisnis kreatif, dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kualitas produk. Penyediaan data pasar dan intelijen bisnis yang akurat bagi para pelaku industri kreatif juga menjadi tugas penting pemerintah, agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai target pasar dan tren desain. Program sertifikasi produk, baik untuk standar kualitas maupun keberlanjutan, yang diakui secara internasional, juga akan sangat membantu produk kreatif Indonesia untuk memenuhi persyaratan pasar global [9].
Di sisi lain, sektor swasta, termasuk pelaku UMKM kreatif, perusahaan besar, dan asosiasi industri, memiliki peran vital dalam inovasi, produksi, dan pemasaran. Mereka bertanggung jawab untuk menghasilkan produk kreatif yang berkualitas tinggi, inovatif, dan relevan dengan tren pasar global [5].
Investasi dalam riset dan pengembangan desain, penggunaan teknologi baru, serta peningkatan kapasitas produksi adalah hal-hal yang perlu dilakukan oleh swasta. Beyond itu, pelaku swasta juga harus aktif dalam membangun jaringan distribusi internasional dan melakukan pemasaran mandiri. Kolaborasi antar pelaku swasta, misalnya melalui konsorsium ekspor, dapat memperkuat daya tawar dan efisiensi logistik.
Sinergi antara pemerintah dan swasta adalah kunci keberhasilan. Pemerintah dapat memberikan ‘jalan’ dan ‘pijakan’, sementara swasta bertanggung jawab untuk ‘berjalan’ dan ‘berlari’. Misalnya, pemerintah dapat membantu mempromosikan merek “Wonderful Indonesia” sebagai payung besar, sementara pelaku swasta mengembangkan merek produk mereka sendiri di bawah payung tersebut, dengan mengadopsi narasi dan estetika yang selaras. Kerja sama yang terintegrasi ini akan menciptakan dampak berlipat ganda dalam mempromosikan produk kreatif Indonesia di panggung internasional.
Prospek dan Rekomendasi untuk Mendorong Ekspor Produk Kreatif Indonesia
Prospek ekspor produk kreatif Indonesia sangat menjanjikan, mengingat kekayaan budaya dan keragaman produk yang dimiliki. Pergeseran preferensi konsumen global ke arah produk yang otentik, unik, dan memiliki cerita di baliknya, memberikan peluang besar bagi Indonesia. Namun, untuk mencapai prospek ini, diperlukan rekomendasi strategis yang terstruktur dan terintegrasi. Pertama, pembentukan lembaga nation branding nasional yang berwenang dan memiliki anggaran yang cukup untuk mengelola strategi pencitraan negara secara keseluruhan direkomendasikan [5]. Lembaga ini harus mampu mengoordinasikan upaya dari berbagai kementerian dan lembaga, memastikan pesan yang konsisten, dan memiliki visi jangka panjang.
Kedua, fokus pada pengembangan jenama payung (“umbrella brand”) yang kuat untuk produk kreatif Indonesia. Jenama ini harus mencerminkan nilai-nilai inti dan keunikan Indonesia, seperti “Indonesian Originality” atau “Crafted with Care in Indonesia,” yang kemudian dapat digunakan oleh berbagai sub-jenama produk kreatif [9]. Jenama payung ini akan memberikan kredibilitas dan daya tarik awal bagi produk Indonesia di pasar global, sebagaimana halnya “Made in Italy” atau “Scandinavian Design” [5]. Kampanye pemasaran global harus secara agresif mempromosikan jenama payung ini melalui berbagai platform, termasuk media digital, pameran internasional, dan kerjasama dengan influencer global yang relevan.
Ketiga, investasi dalam riset pasar global yang mendalam untuk mengidentifikasi segmen pasar yang paling potensial untuk produk kreatif Indonesia [1]. Pemahaman yang kuat tentang tren konsumen, preferensi desain, dan harga yang kompetitif adalah kunci. Berdasarkan riset ini, program pengembangan produk dan desain harus disesuaikan untuk memenuhi tuntutan pasar internasional. Misalnya, jika ditemukan bahwa pasar Eropa menyukai produk ramah lingkungan, maka produsen Indonesia dapat didorong untuk mengadopsi praktik produksi berkelanjutan.
Keempat, peningkatan kapasitas sumber daya manusia di industri kreatif adalah prioritas. Ini mencakup pelatihan dalam desain, pemasaran internasional, standar kualitas, serta manajemen rantai pasok. Integrasi teknologi, seperti kecerdasan buatan untuk personalisasi desain atau blockchain untuk melacak keaslian produk, juga harus dieksplorasi.
Terakhir, membangun ekosistem yang kuat untuk “creative incubator” dan “innovation hubs” yang dapat membantu startup kreatif untuk mengembangkan produk dan menembus pasar internasional. Dengan implementasi rekomendasi ini secara konsisten, Indonesia dapat membuka potensi penuh ekspor produk kreatifnya dan memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di ekonomi kreatif global.
Kesimpulan
Penjenamaan negara atau nation branding merupakan strategi esensial bagi Indonesia untuk merevolusi ekspor produk kreatifnya. Dengan kekayaan budaya dan keragaman produk, Indonesia memiliki potensi besar untuk menembus pasar global.
Pelajaran dari negara-negara lain seperti Korea Selatan, Selandia Baru, Italia, dan Prancis menunjukkan bahwa nation branding yang terencana dan dilaksanakan dengan baik dapat secara signifikan meningkatkan nilai ekspor dan citra global suatu negara.
Tantangan seperti fragmentasi identitas dan kurangnya investasi yang konsisten dapat diatasi melalui narasi yang kohesif, kolaborasi lintas sektoral, investasi dalam pemasaran digital, dan peningkatan kualitas produk.
Sinergi antara pemerintah dan swasta, serta pembentukan lembaga nation branding yang kuat, adalah kunci untuk mengakselerasi ekspor produk kreatif Indonesia dan memperkuat posisinya di panggung ekonomi global. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang konsisten, Indonesia dapat menjadi salah satu kekuatan ekonomi kreatif terkemuka di dunia.
FAQ
Mengapa penjenamaan negara penting untuk produk kreatif Indonesia?
Penjenamaan negara penting karena dapat meningkatkan persepsi konsumen global terhadap kualitas dan nilai produk, memberikan kredibilitas, dan menarik perhatian keunikan produk kreatif Indonesia, sebagaimana yang ditunjukkan oleh dampak pada ekspor produk berteknologi tinggi [7, 8].
Bagaimana negara lain berhasil memanfaatkan nation branding untuk ekspor produk kreatif?
Negara seperti Italia berhasil dengan merek “Made in Italy” untuk mode dan desain, sementara Korea Selatan menggunakan “Hallyu” untuk mempromosikan budaya dan produk teknologi serta hiburan mereka secara global [3, 5].
Apa saja tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam nation branding produk kreatif?
Tantangan utama termasuk fragmentasi identitas budaya yang beragam dan kurangnya investasi yang konsisten dalam promosi global yang terintegrasi untuk produk kreatif [10].
Bagaimana pemerintah dan swasta dapat berkolaborasi dalam strategi nation branding untuk ekspor kreatif?
Pemerintah dapat membuat kebijakan pendukung dan memfasilitasi promosi global, sementara swasta bertanggung jawab untuk inovasi produk, kualitas, dan pemasaran, memastikan sinergi antara kedua belah pihak untuk dampak maksimal [5, 9].
Key Points
Nation branding secara signifikan memengaruhi persepsi global dan kinerja ekspor, terutama untuk produk kreatif, dengan membangun citra positif dan daya tarik.
Pelajaran dari negara-negara seperti Korea Selatan dan Italia menunjukkan bahwa strategi nation branding yang terintegrasi dapat secara efektif mempromosikan budaya, pariwisata, dan ekspor produk kreatif.
Indonesia menghadapi tantangan dalam membangun branding yang kohesif karena keberagaman budayanya, namun ini juga merupakan peluang unik untuk menyoroti kekayaan dan otentisitas produk kreatifnya.
Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas kreatif melalui kebijakan yang mendukung, investasi pemasaran, dan pengembangan kualitas produk sangat penting untuk meng akselerasi ekspor kreatif Indonesia.
Referensi:
- Country branding research: a decade’s systematic review: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23311975.2024.2307640
- Full article: Country branding research: a decade’s systematic review: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23311975.2024.2307640
- Nation branding – Wikipedia: https://en.wikipedia.org/wiki/Nation_branding
- Lessons from Nation Branding – We are Firebelly: https://firebelly.com.sg/insights/lessons-from-nation-branding/
- Country Branding Strategies For Nations And Companies – Martin Roll: https://martinroll.com/resources/articles/branding/country-branding-strategies-for-nations-and-companies/
- Two countries that prove nation branding works | Jose Torres, Bloom Consulting: https://www.citynationplace.com/two-countries-that-prove-nation-branding-works
- The effect of the national brand on high-tech exports in selected countries | Journal of Innovation and Entrepreneurship | Full Text: https://innovation-entrepreneurship.springeropen.com/articles/10.1186/s13731-023-00318-8
- Unveiling the Power of Nation Branding: Exploring the Impact of Economic Factors on Global Image Perception: https://www.mdpi.com/2071-1050/16/16/6950
- Country Branding Strategies For Nations And Companies: https://martinroll.com/resources/articles/branding/country-branding-strategies-for-nations-and-companies/
- Cultural Identity Meets Strategy: Nation Branding at its Best | Canny Creative: https://www.canny-creative.com/nation-branding-at-its-best/