Lagu “Sayap Nusantaraya” menjadi karya kunci yang mengukuhkan semangat Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 di Malang Raya. Ditampilkan oleh para vokalis berbakat, yaitu Iie Dafternoon, Menie Hepilogue, dan Wara Valerie (Red Valley), lagu ini adalah deklarasi artistik yang kuat mengenai persatuan dan visi budaya. Komposisi ini lahir dari semangat Malang Raya untuk terbang bersama Nusantara, dan diproduksi oleh DWC dengan music engineer Donny Sendy.
Inspirasi filosofis di balik “Sayap Nusantaraya” sangat mendalam, berakar pada kisah Garudheya dari Candi Kidal. Garudheya melambangkan pembebasan, keberanian, dan persatuan, merefleksikan kejayaan Singhasari dan makna Garuda sebagai sayap kebangsaan Indonesia modern. Melalui lirik yang ditulis oleh Dadik Wahyu Chang dan Sendy Mendol, lagu ini menyatukan narasi masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam satu harmoni epik. Tema ini selaras dengan tema besar ICCF 2025: “Nusantaraya: Dari Malang Raya untuk Nusantara.”
Secara musikal, “Sayap Nusantaraya” adalah representasi sonik dari keberagaman Indonesia. Lagu ini menyatukan berbagai instrumen etnik autentik, seperti Saluang dari Sumatra, Sape Kalimantan, Rapai Aceh, dan Tifa Papua, berpadu dengan orkestrasi modern, sentuhan EDM dari Rio Fiendy Donat, dan suara etnik dari Sulawesi yang diolah oleh Aak Arca. Kolaborasi musik lintas budaya yang kompleks ini menciptakan harmoni yang menegaskan esensi Bhinneka Tunggal Ika. Perpaduan ini menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat menjadi sumber inovasi yang relevan di era modern.
Pesan utama yang diusung oleh lagu ini adalah panggilan persatuan. Ganusa, sebagai simbol pesan tersebut, menyatakan keinginan agar musik ini menjadi “simbol energi baru” dan “sayap” bagi generasi yang percaya pada kekuatan budaya. Dengan menjadi jangkar tematik ICCF 2025, “Sayap Nusantaraya” tidak hanya merayakan warisan, tetapi juga menanamkan semangat kreatif yang mendorong kota-kota kreatif untuk memanfaatkan kearifan lokal. Lagu ini menjamin bahwa pembangunan Indonesia akan selalu berakar pada karakter budaya yang kuat dan berkelanjutan.



