Dalam rangka peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HKTP), tiga komunitas di Malang—Women Ngalam Bergerak, Paguyuban Literasi Malang, dan Padepokan Sastra Tan Tular—berkolaborasi menyelenggarakan acara reflektif bertajuk “Pameran Arsip Marsinah dan Diskusi”. Acara ini akan berlangsung di Nocca Place, Ruko Green Village, Jl. Saxophone No.1, Kota Malang, pada Selasa, 9 Desember 2025.
Inisiatif kolaboratif ini menyoroti diskriminasi dan kekerasan struktural yang membayangi perempuan di lingkungan kerja. Kegiatan ini juga membuka memori kelam kasus pembunuhan pahlawan buruh perempuan, Marsinah, yang hingga kini belum tuntas diusut, menjadikannya seruan terhadap keadilan yang belum terpenuhi. Acara ini mengusung kutipan: “Hanya orang yang memiliki Keberanian ekstra yang mampu melakukan perlawanan.”
Isu diskriminasi terhadap perempuan di tempat kerja masih menjadi fakta yang meresahkan. Permasalahan yang muncul sangat beragam, mulai dari ketiadaan cuti haid, kekerasan seksual, pembatasan hak promosi, hingga pembatasan hak cuti melahirkan. Realitas ini mengindikasikan bahwa meskipun negara baru-baru ini menobatkan Marsinah sebagai pahlawan, atmosfer lingkungan kerja masih jauh dari kata ramah gender.
Ironisnya, Marsinah sendiri, sekalipun telah menjadi pahlawan nasional, tetap menjadi simbol diskriminasi keadilan. Kasus pembunuhannya belum mampu diusut secara utuh oleh negara. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan besar: apakah penobatan pahlawan mampu menjamin keamanan bagi perempuan pekerja lainnya, sementara pelaku kasus pembunuhan Marsinah masih bebas menghirup udara segar?
Acara ini sendiri terbagi menjadi dua agenda utama di Nocca Place. Agenda pertama adalah Pameran Arsip Marsinah yang berlangsung pada pukul 10.00–22.00 WIB. Kemudian dilanjutkan Diskusi “Marsinah dan Bayang-Bayang Kekerasan terhadap Perempuan Pekerja” pada pukul 19.00–22.00 WIB. Melalui agenda ini, ketiga penyelenggara mengajak seluruh pihak untuk berrefleksi, “Benarkah ada ruang aman terhadap perempuan?”
Lebih lanjut, demi menjamin kenyamanan dan keamanan selama acara, panitia menetapkan aturan tegas: pengunjung dilarang merokok, dilarang melakukan catcalling, dan tidak diperbolehkan membawa minuman keras atau alkohol. “Kami mengundang siapa pun yang ingin datang. Mari ciptakan ruang aman. Semua punya andil,” tutup Women Ngalam Bergerak, Paguyuban Literasi Malang, dan Padepokan Sastra Tan Tular dalam pernyataan yang dikutip dari media sosial mereka.



