0

Kota Malang mengukir prestasi gemilang di kancah internasional. Dalam pengumuman resmi yang dirilis UNESCO bertepatan dengan Hari Kota Sedunia 2025, Kota Malang secara resmi ditetapkan sebagai anggota baru Jaringan Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative Cities Network – UCCN) dalam bidang Media Arts (Seni Media).

Mengutip dari rilis resminya, UNESCO secara resmi menetapkan 58 Kota Kreatif baru yang kini menjadi bagian dari anggota UCCN. Salah satu di antaranya adalah Kota Malang. Penetapan ini menjadikan Kota Malang bergabung dalam jaringan bergengsi tersebut, yang kini totalnya mencapai 408 kota di lebih dari 100 negara.

Penetapan Kota Malang sebagai kota kreatif di bidang Media Arts ini menunjukkan pengakuan UNESCO terhadap ekosistem digital dan kreatif yang hidup di kota tersebut. Sebab, kota-kota yang terpilih dinilai karena komitmen aktif mereka terhadap budaya, kreativitas, dan pendekatan inovatif dalam perencanaan kota.

Sebagai anggota baru, Kota Malang akan bergabung dengan sejumlah kota terkenal lainnya. Misalnya, New Orleans (Amerika Serikat) yang diakui untuk bidang Music; Rovaniemi (Finlandia) untuk Architecture; dan Aberystwyth (Inggris Raya) untuk Literature. Selanjutnya, Kota Malang akan diundang untuk berpartisipasi dalam Konferensi Tahunan UCCN pada tahun 2026 yang dijadwalkan berlangsung di Essaouira, Maroko.

“Kota Kreatif UNESCO menunjukkan bahwa budaya dan industri kreatif dapat menjadi pendorong pembangunan yang nyata. Dengan menyambut 58 kota baru, kami memperkuat Jaringan di mana kreativitas mendukung inisiatif lokal, menarik investasi, dan mempromosikan kohesi sosial,” kata Audrey Azoulay, UNESCO Director-General, dalam keterangan resminya.

Untuk diketahui, Kota Malang sendiri mengajukan diri sebagai Kota Kreatif Dunia 2025 dalam kategori Media Arts, dengan branding Malang City of Media Art. Kategori ini diajukan karena besarnya potensi kreativitas di bidang tersebut, yang didukung oleh berbagai program dan event yang berkaitan seni media.

Sejumlah program dan event tersebut meliputi Festival Mbois, Malang Flower Carnival, Posko Visual, hingga beragam ruang publik kreatif yang menyokong kolaborasi para pelaku seni media. Tak hanya itu, Kota Malang juga dijuluki sebagai “City of Talent” karena memiliki segudang talenta potensial yang dapat berkreasi dan berinovasi di kota ini.

Atas keberhasilan tersebut, Koordinator Malang Creative Fusion (MCF), Dadik Wahyu, mengaku bangga dan terharu. Ia pun menyoroti waktu pengumuman yang sangat tepat, karena dalam waktu dekat Kota Malang akan menjadi tuan rumah gelaran Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, program tahunan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) yang tahun ini mengusung tema Nusantaraya.

”Sebagai Koordinator Malang Creative Fusion, saya merasa senang sekali dan terharu. Pokoknya campur aduk. Apalagi dalam situasi yang pas banget juga, besok pada tanggal 6, 7, 8, 9, kegiatan ICCF akan digelar di Kota Malang. Ini adalah kado besar bagi kita semua para pelaku ekonomi kreatif,” kata Dadik dalam keterangannya.

Menurutnya, keberhasilan ini adalah buah dari perjuangan semua pihak, khususnya para pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang. “Hari ini kita dapat kado istimewa sebagai kota kreatif dunia dan kita sudah gabung menjadi salah satu member dari UNESCO,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, Dwi Rahayu, turut bangga atas keberhasilan tersebut. Ia juga mengaku bersyukur karena meski dengan keterbatasan yang ada selama proses penjurian, Kota Malang ternyata bisa terpilih menjadi Kota Kreatif UNESCO.

”Sungguh luar biasa Kota Malang berhasil jadi Kota Kreatif Dunia. Selamat dan sukses untuk Kota Malang yang Mbois dan Berkelas. Terima kasih kolaborasi luar biasa Perangkat Daerah terkait dan teman-teman Komite Ekonomi Kreatif yang selalu membersamai sehingga bisa berhasil dalam pencapaian yang luar biasa ini,” ungkapnya.