Film dokumenter Dirty Vote II o3 resmi diluncurkan pada Senin, 20 Oktober 2025, melalui kanal YouTube resminya. Diproduksi oleh DV Production 2025 dengan sutradara Dandhy Dwi Laksono, film ini menegaskan korelasi bahwa kualitas pemilu yang korup melumpuhkan legitimasi politik. Hal ini adalah peringatan serius akan kerentanan negara terhadap instabilitas jika kepercayaan pada proses elektoral runtuh.
Fokus utama sekuel dokumenter Dirty Vote kali ini adalah menguliti manuver oligarki di balik panggung kekuasaan. Film ini secara terang-terangan mengungkap bahwa sistem politik nasional telah dibajak dan direkayasa demi kepentingan kelompok elit. Semua instrumen negara—regulasi, lembaga, hingga keuangan negara—telah diubah menjadi alat koersif untuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan.
Analisis kritis akan dibawakan oleh sejumlah pakar, yakni Bivitri Susanti (Pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan), Feri Amsari (Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas), Zainal Arifin Mochtar (Dosen Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada), dan Bhima Yudhistira (Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies). Mereka akan membahas konsekuensi manipulasi ini, khususnya peringatan sentral bahwa rezim yang kehilangan legitimasinya “pasti akan menggunakan kekerasan sebagai solusinya.”
Tim produksi mengambil langkah strategis dengan memulai riset empat tahun sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Distribusi melalui kanal YouTube Dirty Vote bertujuan memastikan publik memiliki bekal data sedini mungkin. Film dokumenter ini menempatkan diri sebagai dokumen pengawasan publik yang mendesak untuk mencermati penggerusan demokrasi.
