Dari SDA ke Inovasi: Jalan Menuju Ekonomi Berkelanjutan

A+A-
Atur Ulang

BAGIKAN ARTIKEL

Indonesia dikenal sebagai negeri kaya sumber daya alam (SDA). Batu bara, nikel, dan kelapa sawit masih jadi penopang utama penerimaan negara. Namun, mengandalkan SDA selamanya jelas tidak mungkin. Cadangan bisa habis, harga bisa jatuh, sementara dunia kini bergerak ke energi hijau.

Lalu, apa jalan keluarnya?

Strateginya adalah bertransisi: mulai dari hilirisasi SDA, diversifikasi ekonomi, hingga akhirnya membangun ekonomi baru berbasis inovasi.

1. Hilirisasi: Nilai Tambah SDA

Langkah awal adalah mengolah SDA di dalam negeri, bukan menjual mentah.

Contoh nyata: larangan ekspor nikel mentah sejak 2020 mendorong lahirnya industri baterai kendaraan listrik. Hasilnya, nilai ekspor nikel melonjak.

Norwegia berhasil lebih dulu. Mereka mengelola minyak dan gas lewat sovereign wealth fund sehingga rakyatnya kini menikmati standar hidup tinggi (Noreng, 2019).

2. Diversifikasi: Banyak Mesin Pertumbuhan

Indonesia perlu memperluas sumber pendapatan:

> Ekonomi digital & kreatif: GoTo, Tokopedia, dan Gojek menunjukkan potensi UMKM berbasis teknologi.

> Pariwisata: Bali hanyalah awal. Labuan Bajo, Raja Ampat, hingga Danau Toba bisa jadi mesin devisa, seperti Thailand yang sebelum pandemi dapat 15% PDB dari pariwisata (World Bank, 2021).

> Jasa modern: Malaysia sukses jadi pusat keuangan syariah dunia (Zulkhibri, 2016). Indonesia bisa menempuh jalan serupa.

3. Inovasi: Masa Depan Indonesia

Tahap akhir adalah melepaskan diri dari ketergantungan SDA.

Green economy: energi terbarukan, biofuel, kendaraan listrik.

Soft power: budaya, film, musik, dan kuliner Indonesia mendunia, seperti K-pop membawa Korea Selatan jadi kekuatan global (Jang & Paik, 2012).

SDM unggul: bonus demografi harus diolah lewat pendidikan, riset, dan teknologi agar Indonesia tak terjebak di kelas menengah.

Kesimpulan

Hilirisasi adalah jembatan, diversifikasi adalah penguat, dan inovasi adalah tujuan. Jika strategi ini dijalankan konsisten, maka cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan.

Referensi

  • Jang, G., & Paik, W. K. (2012). Advances in Applied Sociology, 2(3), 196โ€“202.
  • Noreng, ร˜. (2019). The Oil Industry and Government Strategy in the North Sea. Routledge.
  • World Bank. (2021). Thailand Economic Monitor: Restoring Incomes; Recovering Jobs.
  • Zulkhibri, M. (2016). Borsa Istanbul Review, 16(4), 310โ€“318.

Jangan Lupa! Tinggalkan Komentar

Catatan:
Dengan mengisi formulir ini, Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh EPOCHSTREAM. Kami tentu menjamin kerahasiaan dan keamanan data Anda sesuai peraturan yang berlaku. Selengkapnya, baca Kebijakan Privasi dan Ketentuan Layanan kami.