Arca Tatasawara Gelorakan Kekayaan Budaya Nusantara dalam Konser Musik di Candi Kidal

A+A-
Atur Ulang

BAGIKAN ARTIKEL

Konser musik bertajuk “Harmoni Candi, Nada Zaman” yang digelar oleh Arca Tatasawara, grup musik etnik kontemporer dari Malang, di Candi Kidal, Tumpang, Kabupaten Malang, pada Minggu, 10 Agustus 2025, berlangsung meriah. Penonton dibuat berdecak kagum dengan penampilan grup musik yang berdiri pada Agustus 2019 ini.

Arca Tatasawara tampil lengkap dengan tujuh personelnya dalam konser musik ini. Mereka adalah Nova Andiano (vokalis sekaligus gitaris), Koko Hardianto (gitaris), Aditya Hendra Setiawan (drummer), Mohammad Sholeh (bassist), Faisal Satria Defrianto (pemain kendang, suling, saksofon), Toetut Pristiati (pemain biola), dan Agus Wayan (pemain sape dan peting).

Tak hanya sekadar konser musik, Arca Tatasawara berkolaborasi dengan sanggar tari serta para pelaku seni dan budaya. Salah satunya berkolaborasi dengan arkeolog Dwi Cahyono yang menarasikan nama grup musik mereka, Arca Tatasawara, dan sosok Garudeya yang menjadi judul lagu dan seni pertunjukan ini sendiri.

Konser awalnya dimulai dengan acara doa bersama yang dipimpin oleh Dalang Ki Sholeh, sesepuh Padepokan Mangun Dharmo Tumpang, dan Dalang Ki Ardhi Poerbo Antono. Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan Malang Dance yang mengusung tema “Air Suci Sang Bunda (Garudeya)”. Baru setelah itu pertunjukan Arca Tatasawara dimulai.

Dalam pertunjukannya, Arca Tatasawara yang mengusung konsep “Cagar Budaya untuk Rakyat” membawakan delapan lagu bertema Nusantara. Dimulai dengan lagu berjudul Jejeg Sajan, kemudian dilanjutkan dengan lagu Marantau, Malang, Javabian, Pertanian, Garudeya, Singgah, dan diakhiri dengan lagu Nusantara.

Setiap lagu tersebut mereka bawakan dengan kolaborasi bersama sanggar tari. Misalnya, lagu berjudul “Jejeg Sajan” diiringi dengan Tarian Bali, lagu “Javabian” dikolaborasikan dengan Tarian Sufi, lagu “Nusantara” dikolaborasikan dengan Tarian Reog Ponorogo dan Barong, serta lagu “Marantau” yang menghadirkan nuansa melodi Minang.

Sebelumnya, Nova Andiano, vokalis Arca Tatasawara, mengungkapkan bahwa konser mini musik tersebut merupakan salah satu upaya dalam mempererat persaudaraan. Selain itu, dia berharap acara ini juga menjadi momen sosialisasi dan pembelajaran langsung bagi masyarakat tentang cagar budaya di Malang Raya.

Oleh karena itu, Nova mengatakan, Arca Tatasawara memilih lokasi konser mini di Candi Kidal. Apalagi, menurutnya, lagu-lagu yang mereka ciptakan juga bertema budaya. Salah satunya lagu berjudul “Garudeya” yang terinspirasi dari panel relief di Candi Kidal yang menceritakan kisah mitologi Garudeya.

”Melalui konser mini ini, kami ingin menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya serta filosofi yang terkandung dalam relief dan arca candi-candi melalui karya musik kami,” ungkap Nova saat konferensi pers yang berlangsung di Malang Creative Center (MCC), Kota Malang, pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Pernyataan senada disampaikan oleh Agus Wayan, pemain alamat musik sape di Arca Tatasawara. Menurutnya, melalui konser mini tersebut, Arca Tatasawara ingin menghidupkan kembali kesadaran akan budaya melalui musik. ”Ini bukan hanya tentang musik, tetapi gerakan kecil dari kami untuk mengenalkan kembali situs-situs budaya di sekitar kita,” terangnya.

Sebagai upaya pelestarian, Aak mengatakan bahwa acara yang bertempat di halaman Candi Kidal meminimalkan penggunaan peralatan modern, terutama dalam hal pencahayaan. Penerangan akan memakai obor yang ditata dari pintu masuk hingga mengelilingi candi, sehingga menciptakan nuansa magis dan autentik.

Tak hanya itu, penggunaan panggung juga akan sangat minimal, yakni menggunakan palet setinggi 30 cm. Menurut mereka, konsep ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang hangat dan personal, sehingga penonton dapat menikmati keindahan Candi Kidal sekaligus merasakan pengalaman konser mini musik yang unik.

”Panggung ini sengaja kami buat untuk memberikan pengalaman baru bagi penonton. Jadi, penonton tidak hanya menikmati musik, tetapi juga visual dan spiritual. Mengingat lokasi acara yang berada di halaman Candi Kidal begitu kaya akan nilai sejarah,” ungkapnya.

Melalui pertunjukan ini, Arca Tatasawara tak hanya memperkenalkan diri sebagai kelompok musik etnik kontemporer. Mereka juga mempertegas komitmennya dalam menjadikan musik sebagai sarana untuk melestarikan dan menghidupkan kembali warisan budaya Nusantara, khususnya percandian, yang saat ini banyak mengalami kerusakan dan kurang perhatian.

Jangan Lupa! Tinggalkan Komentar

Catatan:
Dengan mengisi formulir ini, Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh EPOCHSTREAM. Kami tentu menjamin kerahasiaan dan keamanan data Anda sesuai peraturan yang berlaku. Selengkapnya, baca Kebijakan Privasi dan Ketentuan Layanan kami.