Arca Tatasawara Bakal Gelar Konser Musik di Candi Kidal

Arca Tatasawara bakal menggelar konser mini musik bertajuk "Harmoni Candi, Nada Zaman" di Candi Kidal, Tumpang, Kabupaten Malang, pada Minggu, 10 Agustus 2025.

I Dengarkan Berita

Arca Tatasawara, grup musik etnik kontemporer dari Malang, akan menggelar konser musik bertajuk “Harmoni Candi, Nada Zaman” di Candi Kidal, Tumpang, Kabupaten Malang, pada Minggu, 10 Agustus 2025. Acara ini bukan hanya sekadar konser, tetapi juga menjadi ajang sosialisasi pelestarian cagar budaya Nusantara.

Arca Tatasawara beranggotakan tujuh personel. Mereka adalah Nova Andiano (vokalis dan gitaris), Koko Hardianto (gitaris), Aditya Hendra Setiawan (drummer), Mohammad Sholeh (bassist), Faisal Satria Defrianto (kendang, suling, saksofon), Toetut Pristiati (biola), dan Agus Wayan (sape dan peting).

Dalam keterangannya, Arca Tatasawara mengungkapkan bahwa konser musik ini mengusung konsep “Cagar Budaya untuk Rakyat”. Mereka berharap, melalui pertunjukan seni musik yang mereka bawakan, dapat tercipta kedekatan dan keakraban antara budaya, cagar budaya, dan masyarakat.

Mengenai rangkaian acara, mereka menyampaikan bahwa konser musik ini akan dimulai dengan lokakarya kebudayaan pada sore hari. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pidato kebudayaan yang inspiratif. Puncaknya adalah pertunjukan musik dari Arca Tatasawara yang kaya akan nilai budaya.

Nova Andiano, vokalis Arca Tatasawara, mengungkapkan bahwa konser musik tersebut merupakan salah satu upaya mereka dalam mempererat persaudaraan. Selain itu, dia berharap acara ini juga menjadi momen sosialisasi dan pembelajaran langsung bagi masyarakat tentang cagar budaya di Malang Raya.

Oleh karena itu, Nova mengatakan, Arca Tatasawara memilih lokasi konser musik di Candi Kidal. Apalagi, menurutnya, lagu-lagu yang mereka ciptakan juga bertema budaya dan salah satu lagu berjudul “Garudeya” terinspirasi dari panel relief di Candi Kidal yang menceritakan kisah mitologi Garudeya.

”Melalui konser mini musik ini, kami ingin menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya serta filosofi yang terkandung dalam relief dan arca candi-candi melalui karya musik kami,” ungkap Nova saat konferensi pers yang berlangsung di Malang Creative Center (MCC), Kota Malang, pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Pernyataan senada disampaikan oleh Agus Wayan, pemain sape di Arca Tatasawara. Menurutnya, melalui konser mini tersebut, Arca Tatasawara ingin menghidupkan kembali kesadaran akan budaya melalui musik. ”Ini bukan hanya tentang musik, tetapi gerakan kecil dari kami untuk mengenalkan kembali situs-situs budaya di sekitar kita,” terangnya.

Dalam konser musik nanti, Aak—sapaan akrab Agus Wayan—mengungkapkan bahwa Arca Tatasawara akan membawakan delapan lagu. Kedelapan lagu tersebut adalah “Garudeya,” “Jegeg Sajan,” “Nusantara,” “Javabian,” “Pertanian,” “Malang,” serta “Merantau” dan “Singgah” yang merupakan karya terbaru mereka.

Aak menambahkan, Arca Tatasawara menggandeng berbagai sanggar tari serta para pelaku seni dan budaya untuk turut memeriahkan acara konser musik ini. Di antaranya, dia menyebutkan akan ada suguhan Sound Healing, On the Spot Live Painting, Edukasi Pertunjukan Tari, hingga Ajar Budaya Arkais.

Sebagai upaya pelestarian, Aak mengatakan bahwa acara yang bertempat di halaman Candi Kidal akan meminimalkan penggunaan peralatan modern, terutama dalam hal pencahayaan. Penerangan akan memakai obor yang ditata dari pintu masuk hingga mengelilingi candi, sehingga menciptakan nuansa magis dan autentik.

Tak hanya itu, penggunaan panggung juga akan sangat minimal, yakni menggunakan palet setinggi 30 cm. Menurut mereka, konsep ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang hangat dan personal, sehingga penonton dapat menikmati keindahan Candi Kidal sekaligus merasakan pengalaman konser mini musik yang unik.

”Panggung ini sengaja kami buat untuk memberikan pengalaman baru bagi penonton. Jadi, penonton tidak hanya dapat menikmati musik, tetapi juga menikmati visual dan spiritual. Mengingat lokasi acara yang berada di halaman Candi Kidal begitu kaya akan nilai sejarah,” ungkapnya.

Terakhir, Arca Tatasawara menegaskan bahwa konser musik ini adalah buah pemikiran mereka dalam menyikapi kondisi cagar budaya, khususnya percandian, yang saat ini banyak mengalami kerusakan dan kurang perhatian.

Melalui karya dan pertunjukan musik tersebut, Arca Tatasawara berupaya untuk terus menyuarakan keberadaan cagar budaya ini agar mendapat perhatian dan penjagaan sebagai warisan tak benda yang harus terus dilestarikan.

Related posts

Arca Tatasawara Gelorakan Kekayaan Budaya Nusantara dalam Konser Musik di Candi Kidal

Talkshow Buku “Jodoh di Tangan Tuhan” Digelar di Mojokerto

Wali Kota Malang: Musik Simbol Perdamaian