EPOCHSTREAM – Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jawa Timur (Bawaslu Jatim) mengajak generasi muda yang merupakan para pemilih pemula untuk menjadi pengawas partisipatif dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Tahun 2024 atau Pilkada 2024 yang akan serentak dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Divisi Humas, Data dan Informasi, Bawaslu Jatim, Dwi Endah Prasetyowati, saat menjadi pembicara dalam diskusi panel dan workshop periksa fakta bertajuk ‘Melawan Disinformasi di Pilkada 2024’ di Aula di Aula Soetandyo, FISIP Kampus B, UNAIR Surabaya, pada Selasa, 15 Oktober 2024.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan luar biasa hasil kerja sama TikTok dan Bawaslu, untuk Goes to Campus ini. Dengan kegiatan ini mudah-mudahan bisa mengajak seluruh generasi muda dan mengedukasi masyarakat menjadi pengawas partisipatif dalam Pilkada Serentak 2024,” ujar Endah saat ditemui, usai acara.
Menurut Endah, tidak semua pemilih pemula itu minat terhadap isu-isu yang berkaitan dengan politik dan demokrasi. Selama ini, kata dia, kebanyakan dari para generasi muda yang merupakan pemilih pemula tersebut lebih banyak mengkonsumsi konten-konten hiburan di media sosial
“Kami berharap dengan adanya Pilkada yang saat ini momennya adalah tahapan kampanye, teman-teman ini, adik-adik ini bisa juga melakukan pengawasan partisipatif pada kami Bawaslu. Apakah di sana ada dugaan pelanggaran, pemilihan yang berupa konten, yuk kita memerangi hoaks, memerangi black campaign, isu sara dan lain sebagainya,” ujarnya.
Dari mulai awal masa kampanye, Endah mengungkapkan, Bawaslu Jatim sudah melakukan pengawasan di media sosial dan telah menemukan 502 form A atau hasil pengawasan yang dilakukan oleh seluruh jajaran penyelenggara pemilu, mulai dari kabupaten, kota sampai provinsi di Jawa Timur.
“Terkumpul form A-nya 502, dan terindikasi di sana jumlah 23 dugaan pelanggaran. Ini masih dugaan dalam arti, ini masih proses, dari 23 itu, ada 18 dugaan dari yang berasal dari konten TikTok, dua dari Youtube, yang satu dari portal berita yang ada di media berita digital. Semuanya itu sudah kita teruskan ke Bawaslu RI, yang nantinya khusus untuk 18 TikTok, masih dugaan ini dalam proses, dan bisa diteruskan di TikTok, ataupun ke Kominfo,” ujarnya.
Penemuan tersebut, dikatakan Koordinator Divisi Humas, Data dan Informasi, Bawaslu Jatim, merupakan salah satu upaya pihaknya dalam mengawasi seluruh aktivitas di media sosial selama gelaran Pilkada 2024. Dimana, kata dia, mengawasi ruang digital itu juga sudah menjadi kewajiban Bawaslu .
“Karena dari 23, 18 temuannya, itu di platform TikTok, kami ada kerjasama dengan TikTok jika memang sudah terbukti dengan kajian kami, bahwa itu melanggar dugaan pemilihan, maka saran kami TikTok bisa men-take down konten tersebut,” ujar Endah.
“Mudah-mudahan TikTok juga bisa menyosialisasikan kepada konten kreator atau influencer, bahwa kampanye media sosial masih belum saatnya. Nanti di tanggal 10-23 November, bisa berkampanye di media sosial. Karena, sampai sekarang ini masih belum, mudah-mudahan tidak ada paslon yang curi start untuk kampanye di media sosial,” jelasnya.
Endah berpesan kepada semua lapisan masyarakat maupun kawula muda, supaya bijak dalam menggunakan media massa. Ia mengajak agar menjadi orang yang beretika, karena orang beretika pasti pintar, dan orang pintar belum tentu mempunyai etika.
“Bagi para Paslon, saya juga berpesan supaya tertib mengikuti jalannya demokrasi ini agar senantiasa damai, rukun, bermartabat, jujur dan adil. Dan kami juga berharap semua lapisan masyarakat, ayo berpartisipasi di Pilkada serentak nanti, awasi semua proses demokrasi ini. Awasi juga tahapan kampanye, jika ada disana dugaan pelanggaran, laporkan kepada kami. Tolak money politik, tolak hoaks, perangi Black Campaign, isu SARA, dan lainnya,” tuturnya.