Menjual Kebijakan Formal atau Regulasi di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Dalam menjual kebijakan formal atau regulasi, fokus pada manfaat yang dirasakan oleh masyarakat atau pelaku industri jauh lebih efektif dibandingkan menjelaskan detail teknis. Foto: Freepik

Dengarkan Berita

Kebijakan formal atau regulasi sering kali dianggap sebagai dokumen teknis yang membosankan. Namun, dengan menggunakan prinsip “menjual hasil,” kebijakan atau regulasi dapat dipresentasikan secara menarik dengan menonjolkan manfaat yang akan dirasakan masyarakat atau pelaku industri. Berikut adalah penjelasan konsep dan beberapa contoh penerapannya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Apa itu Prinsip “Menjual Hasil”?

Prinsip ini menekankan pada manfaat atau hasil nyata yang dapat diperoleh audiens atau pihak terkait dari kebijakan yang ditawarkan, bukan sekadar detail teknisnya. Fokus pada bagaimana kebijakan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan, efisiensi, atau keberlanjutan kehidupan masyarakat.

Penerapan Prinsip “Menjual Hasil” di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1. Kebijakan Pengembangan Destinasi Wisata Berkelanjutan

Menjual Kebijakan: “Kebijakan ini mencakup standar pembangunan fasilitas ramah lingkungan, pelatihan tenaga kerja lokal, dan pelestarian budaya tradisional.”
Menjual Hasil: “Nikmati destinasi wisata yang tetap asri untuk generasi mendatang, mendukung ekonomi masyarakat lokal, dan menciptakan pengalaman wisata otentik yang tak terlupakan.”

2. Regulasi Insentif untuk Usaha Ekonomi Kreatif

Menjual Kebijakan: “Kami menyediakan insentif pajak dan kemudahan perizinan untuk pelaku usaha ekonomi kreatif.”
Menjual Hasil: “Jadilah bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang berkembang pesat, dapatkan dukungan penuh untuk bisnis Anda, dan lihat bagaimana ide-ide kreatif Anda mendunia.”

3. Program Digitalisasi Layanan Pariwisata

Menjual Kebijakan: “Program ini mencakup pengembangan platform digital untuk reservasi dan pembayaran, serta pelatihan digital bagi pelaku wisata.”
Menjual Hasil: “Nikmati pengalaman wisata yang lebih praktis dan modern, dari memesan penginapan hingga menemukan atraksi unik hanya dengan sentuhan jari.”

4. Regulasi Pemanfaatan Warisan Budaya untuk Pariwisata

Menjual Kebijakan: “Regulasi ini mengatur pengelolaan situs budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari atraksi wisata.”
Menjual Hasil: “Rasakan keajaiban warisan budaya yang terjaga dengan baik, sambil mendukung komunitas lokal dan memperdalam pemahaman Anda tentang sejarah dan tradisi.”

5. Kebijakan Pengembangan Pariwisata Halal

Menjual Kebijakan: “Kebijakan ini mencakup sertifikasi halal untuk akomodasi, restoran, dan layanan wisata lainnya.”
Menjual Hasil: “Wisatawan Muslim kini dapat bepergian dengan tenang, menikmati fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan merasa lebih dihargai.”

Contoh Praktis di Dunia Nyata

1. Kebijakan Visa on Arrival untuk Wisatawan Asing

Menjual Kebijakan: “Visa ini memudahkan wisatawan dari 30 negara untuk masuk ke Indonesia dengan prosedur cepat.”
Menjual Hasil: “Wisatawan dapat langsung menikmati keindahan Indonesia tanpa repot mengurus visa, meningkatkan kunjungan wisata dan pemasukan bagi pelaku usaha lokal.”

2. Program Bantuan untuk Startup Ekonomi Kreatif

Menjual Kebijakan: “Program ini menyediakan pendanaan dan pelatihan bagi startup di bidang film, musik, dan seni digital.”
Menjual Hasil: “Wujudkan ide kreatif Anda menjadi bisnis nyata, akses pasar global, dan jadilah bagian dari revolusi industri kreatif Indonesia.”

3. Regulasi Perlindungan Hak Cipta untuk Kreator Lokal

Menjual Kebijakan: “Regulasi ini melindungi karya seni dan inovasi lokal dari pembajakan.”
Menjual Hasil: “Para kreator dapat berkarya dengan tenang, menciptakan lebih banyak karya tanpa khawatir kehilangan hak atas kreativitas mereka.”

Kesimpulan

Dalam menjual kebijakan formal atau regulasi, fokus pada manfaat yang dirasakan oleh masyarakat atau pelaku industri jauh lebih efektif dibandingkan menjelaskan detail teknis. Pendekatan ini membangun koneksi emosional, meningkatkan pemahaman, dan mendorong penerimaan kebijakan secara luas. Dengan demikian, keberhasilan implementasi kebijakan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dapat lebih mudah tercapai.

Artikel Lainnya

Kokoh Bukan Berarti Kaku: Seni Bertahan di Masa Sulit

Indikator Utama UNESCO dan Implementasinya pada Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Model Ekonomi Kreatif Global: Perbandingan Teoritis, Kritik Paradigma, dan Arah Kebijakan Baru Berbasis Praktik Internasional