Kota Malang, yang dikenal dengan julukan “Kota Bunga,” memiliki potensi besar untuk menerapkan konsep seni media dalam pembangunan kota berkelanjutan. Sebagai kota pendidikan, wisata, dan budaya, Malang dapat mengintegrasikan seni, budaya, dan kreativitas untuk menciptakan identitas unik sekaligus menghadapi tantangan perkotaan.
Berikut adalah analisis dan langkah strategis:
A. Hubungan Seni dan Budaya di Kota Malang
1. Ekspresi Identitas Budaya
Seni di Malang mencerminkan nilai-nilai lokal yang unik, seperti keberadaan seni batik khas Malang dengan motif “Tugu Malang” dan “Apel Malang,” yang mengangkat simbol kebanggaan kota Malang dan sekitarnya (Malang Raya).
2. Media Pelestarian Tradisi
Seni tradisional seperti Tari Beskalan dan Wayang Topeng Malang menjadi sarana untuk melestarikan tradisi budaya masyarakat Malang kepada generasi muda.
3. Interaksi dan Evolusi Budaya
Seni di Malang berkembang melalui pengaruh antarbudaya, seperti seni mural yang menggabungkan elemen tradisional dan modern di Kampung Warna-Warni Jodipan.
4. Manifestasi Keberagaman
Malang sebagai kota multietnis dapat menggunakan seni sebagai media untuk menampilkan keberagaman budaya, seperti dalam festival budaya tahunan.
—
B. Seni, Budaya, dan Kreativitas untuk Pembangunan Kota Berkelanjutan
1. Identitas Kota Berbasis Seni Media
Seni media dapat digunakan untuk memperkuat identitas kota melalui:
– Instalasi seni interaktif di ruang publik seperti di Alun-alun
– Festival seni media tahunan yang menggabungkan seni digital, film, dan musik di Ruang Publik.
2. Kreativitas sebagai Motor Inovasi
– Desain transportasi ramah lingkungan dengan sentuhan seni, seperti mural di bus wisata, stasiun kereta atau halte bus.
– Pengembangan aplikasi berbasis seni media untuk pariwisata digital di Malang Raya.
3. Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya Lokal
– Dukungan pada industri game dan animasi melalui pelatihan di kampus dan studio kreatif.
– Pasar seni digital lokal yang memanfaatkan platform e-commerce.
4. Kesejahteraan Sosial
– Membangun ruang komunitas seni untuk kolaborasi seniman lokal dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan seni.
– Penyelenggaraan program inklusif, seperti seni untuk disabilitas atau komunitas marjinal.
5. Lingkungan Berkelanjutan
– Promosi arsitektur hijau dengan elemen seni tradisional dan media modern.
– Instalasi seni dari bahan daur ulang di taman kota dan area publik.
—
C. Studi Kasus: Potensi Kota Malang sebagai Kota Kreatif Bertema Seni Media
1. Pengembangan Festival Seni Media
Mengadakan festival seni media bertaraf internasional, seperti South by Southwest (SXSW) di Austin, untuk menarik wisatawan dan investor ke Malang Raya.
2. Pusat Seni Media dan Teknologi
Membentuk ekosistem kreatif yang mendukung seni media, seperti coworking space dan studio seni di kawasan Kayutangan Heritage atau Kampung Warna-Warni atau MCC.
3. Penggunaan Teknologi di Ruang Publik
Instalasi seni berbasis Augmented Reality (AR) di museum kota, seperti Museum Malang Tempo Doeloe, atau aplikasi wisata interaktif yang menghidupkan sejarah lokal.
4. Pendorong Ekonomi dan Pariwisata
Mengembangkan sektor ekonomi kreatif melalui program pelatihan dan promosi karya seni media lokal ke pasar internasional.
5. Kolaborasi dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah Kota Malang dapat mendukung pengembangan seni media melalui regulasi, insentif pajak untuk seniman, dan kolaborasi dengan universitas seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang.
Kesimpulan
Kota Malang memiliki potensi besar untuk menjadi kota kreatif bertema seni media dengan mengintegrasikan seni, budaya, dan kreativitas ke dalam strategi pembangunan kota berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya lokal dan teknologi modern, Malang dapat menciptakan identitas kota yang unik, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menarik perhatian dunia.