Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang diinisiasi oleh PBB mencakup 17 tujuan yang dirancang untuk menangani berbagai tantangan global, seperti kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup. Satu di antara tujuan utama SDGs adalah SDG Nomor 11, yang menitikberatkan pada pembangunan kota dan permukiman yang layak, inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Tujuan ini dirancang untuk memastikan bahwa kota-kota di seluruh dunia mampu mendukung kehidupan penduduknya, baik dari segi infrastruktur, pelayanan publik, maupun kualitas lingkungan.
Jakarta, Semarang, dan Surabaya adalah kota-kota besar di Indonesia yang telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Melalui berbagai upaya pembangunan dan perencanaan kota, ketiga kota ini mulai menunjukkan pencapaian yang sesuai dengan tujuan SDG Nomor 11. Artikel ini akan mengkaji mengapa Jakarta, Semarang, dan Surabaya dianggap sebagai kota layak huni berdasarkan indikator yang diuraikan dalam SDG Nomor 11.
Metode Penelitian
Artikel ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber seperti laporan pemerintah, jurnal akademik, dan data statistik. Pendekatan ini digunakan untuk mengidentifikasi indikator-indikator SDG Nomor 11 yang relevan, serta menganalisis perkembangan dan tantangan yang dihadapi oleh ketiga kota dalam upaya memenuhi target SDG ini.
Pembahasan
1. Infrastruktur dan Transportasi yang Memadai
– Jakarta telah melakukan berbagai upaya dalam memperbaiki sistem transportasinya, seperti pembangunan MRT, LRT, dan TransJakarta. Infrastruktur ini tidak hanya mengurangi kemacetan tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
– Semarang juga memiliki sistem transportasi publik yang terus berkembang, seperti BRT (Bus Rapid Transit) yang semakin dioptimalkan untuk mendukung mobilitas warganya.
– Surabaya menunjukkan kemajuan dalam pengembangan infrastruktur jalan, jembatan, dan jaringan transportasi umum seperti Suroboyo Bus yang ramah lingkungan dan didukung oleh program pengelolaan sampah.
2. Pengelolaan Lingkungan dan Ruang Terbuka Hijau
– Jakarta, melalui berbagai inisiatif seperti revitalisasi sungai dan pembangunan taman kota, terus meningkatkan ruang hijau untuk memenuhi standar kota yang berkelanjutan.
– Di Semarang, program pengelolaan lingkungan termasuk pengelolaan banjir rob dan konservasi mangrove untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
– Surabaya dikenal sebagai kota hijau di Indonesia dengan banyak taman kota yang dibangun dan dirawat dengan baik, serta inisiatif untuk mengurangi sampah plastik melalui bank sampah yang tersebar di seluruh kota.
3. Ketahanan Terhadap Bencana
– Jakarta telah meningkatkan sistem peringatan dini banjir dan melakukan program normalisasi sungai untuk mengurangi risiko banjir. Program drainase dan waduk juga dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan kota terhadap bencana.
– Semarang telah mengimplementasikan program mitigasi banjir rob dan pengembangan infrastruktur tanggul, terutama di daerah pesisir yang rentan terhadap kenaikan air laut.
– Surabaya memiliki program mitigasi bencana yang fokus pada edukasi masyarakat dan perencanaan kota yang memerhatikan risiko gempa dan banjir, serta memastikan kesiapan dalam menghadapi bencana.
4. Penyediaan Perumahan yang Layak
– Di Jakarta, berbagai proyek rumah susun dan perumahan terjangkau dikembangkan untuk menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, meskipun masih ada tantangan dalam hal kuantitas.
– Semarang juga mengembangkan proyek perumahan yang terjangkau melalui kerja sama dengan pihak swasta dan pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak bagi penduduknya.
– Surabaya memiliki program perumahan bagi masyarakat kurang mampu, serta renovasi kawasan kumuh menjadi permukiman yang layak huni melalui program Kampung Improvement Program.
5. Inklusivitas Sosial
– Jakarta telah menjadi kota yang semakin inklusif dengan adanya fasilitas umum yang ramah bagi penyandang disabilitas serta inisiatif keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan kota.
– Semarang memprioritaskan peningkatan aksesibilitas publik dan keterlibatan masyarakat dalam berbagai proyek kota.
– Surabaya terkenal dengan pendekatan komunitas yang kuat, masyarakat diberdayakan untuk terlibat dalam pengembangan kotanya melalui berbagai program sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis indikator SDG Nomor 11, Jakarta, Semarang, dan Surabaya, dapat dianggap sebagai kota layak huni di Indonesia. Ketiga kota ini telah menunjukkan komitmen untuk mewujudkan kota yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Namun, tantangan masih ada, seperti urbanisasi yang cepat, kemacetan, dan kualitas udara yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk bersama-sama mencapai target SDGs dan meningkatkan kualitas hidup di kota-kota ini.
Rekomendasi
1. Peningkatan Infrastruktur Hijau: Peningkatan jumlah taman kota, taman vertikal, dan kawasan hijau lainnya untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
2. Optimalisasi Transportasi Umum: Melanjutkan pengembangan transportasi umum yang ramah lingkungan dan mudah diakses untuk mengurangi kemacetan dan emisi gas rumah kaca.
3. Peningkatan Kesiapan Bencana: Perluasan sistem peringatan dini dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana.
4. Pengembangan Hunian Terjangkau: Kerja sama lebih lanjut antara pemerintah dan sektor swasta untuk membangun perumahan terjangkau yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat.
5. Penguatan Partisipasi Masyarakat: Memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam proses perencanaan kota, sehingga kebutuhan dan aspirasi mereka dapat terakomodasi.
Referensi:
1. Badan Pusat Statistik (BPS) – BPS menyediakan data statistik tentang populasi, perumahan, dan fasilitas perkotaan di Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Ini berguna untuk melihat bagaimana ketiga kota ini memenuhi kebutuhan penduduknya dalam hal hunian dan infrastruktur.
Sumber: [Badan Pusat Statistik] (https://www.bps.go.id)
2. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) – Kementerian ini memiliki laporan dan data terkait pembangunan infrastruktur, transportasi, serta program perumahan yang mendukung target SDGs, terutama untuk kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
– Sumber: [Kementerian PUPR] (https://www.pu.go.id)
3. UNDP Indonesia – United Nations Development Programme (UNDP) memiliki berbagai laporan terkait capaian Indonesia terhadap SDGs, termasuk SDG Nomor 11. Laporan-laporan ini memberikan gambaran tentang perkembangan kota yang berkelanjutan dan layak huni.
Sumber: [UNDP Indonesia] (https://www.undp.org/indonesia)
4. Jakarta Smart City – Jakarta Smart City menyediakan informasi mengenai inisiatif smart city dan teknologi di Jakarta yang mendukung keberlanjutan dan kelayakan huni, seperti sistem transportasi MRT dan LRT serta program penanganan banjir.
Sumber: [Jakarta Smart City] (https://smartcity.jakarta.go.id)
5. Laporan Tahunan Pemerintah Kota Semarang – Pemerintah Kota Semarang menerbitkan laporan tahunan tentang program pembangunan kota, pengelolaan lingkungan, dan pengembangan infrastruktur yang relevan dengan tujuan SDGs.
Sumber: Website resmi Pemerintah Kota Semarang dan Bappeda Semarang.
6. Green Cities Report oleh ICLEI – Local Governments for Sustainability – ICLEI memiliki berbagai laporan tentang inisiatif hijau di kota-kota Indonesia, termasuk Jakarta, Semarang, dan Surabaya, dengan fokus pada ruang terbuka hijau, pengelolaan limbah, dan program ramah lingkungan lainnya.
Sumber: [ICLEI] (https://www.iclei.org)
7. Laporan City Resilience Program dari World Bank – World Bank memiliki berbagai laporan terkait dengan ketahanan kota, termasuk strategi Jakarta, Semarang, dan Surabaya dalam menghadapi bencana alam seperti banjir dan perubahan iklim.
Sumber: [World Bank] (https://www.worldbank.org)
8. SDGs Hub Indonesia – SDGs Hub ini menawarkan berbagai publikasi yang berkaitan dengan capaian SDGs di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Ini berguna untuk memperoleh data dan analisis terbaru terkait implementasi SDGs di kota-kota besar Indonesia.
Sumber: [SDGs Hub Indonesia] (https://sdgs.bappenas.go.id)
9. Jurnal Nasional dan Internasional – Artikel-artikel dari jurnal akademik yang membahas topik transportasi, perumahan, lingkungan hidup, dan pengelolaan perkotaan di Jakarta, Semarang, dan Surabaya dapat menjadi referensi tambahan yang mendukung analisis ilmiah.
Contoh jurnal: Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology, Environmental Science and Policy, dan Journal of Sustainable Development.
10. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) – WHO memiliki pedoman terkait kota layak huni dan kesehatan lingkungan yang dapat diadaptasi untuk analisis kelayakan kota di Indonesia.
Sumber: [WHO] (https://www.who.int)