Indonesia Creative Cities Network (ICCN) dan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) sukses menyelenggarakan pra-conference bertajuk “Mendorong Kedaulatan Kreatif: Budaya, AI, dan Pasar Masa Depan” pada Senin, 27 Oktober 2025. Acara yang berlangsung secara daring pada pukul 15.00–17.00 WIB ini merupakan bagian krusial dari rangkaian “Road to ICCF 2025 Nusantaraya,” puncak perhelatan kreatif nasional di Malang Raya pada November mendatang.
Sejumlah tokoh terkemuka turut hadir memeriahkan acara pra-conference tersebut. Diantaranya, yakni Adi Panuntun, CEO PT Sembilan Matahari; Yan Watequlis Syaifudin, Ketua Asosiasi Akademisi Ekonomi Kreatif (AACE); Dwi Santoso, Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI; Nandhika Azhardian Noor, Public Sector Sales Representative at Amazon Web Services (AWS); serta Roby Muhamad, CEO dan Co-founder Blessverage.
Acara yang dihadiri 360 lebih peserta ini secara spesifik bertujuan untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Indonesia di tengah pesatnya laju teknologi akal imitasi atau Artificial Intelligence (AI) dan dinamika pasar global. Para pembicara berdiskusi intensif mengenai bagaimana inovasi digital dapat bersinergi secara harmonis dengan nilai-nilai budaya lokal, demi mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan sektor kreatif nasional.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari AWS, yang berperan sebagai mitra teknologi resmi ICCF 2025. AWS aktif menghadirkan solusi digital dan infrastruktur cloud untuk meningkatkan daya saing pelaku industri kreatif Indonesia. Dengan dukungan teknologi canggih dari AWS dan semangat kolaborasi Senyawa Malang Raya, ICCF 2025 menjadi simbol bersatunya tradisi dan inovasi yang hadir dari Malang Raya untuk Indonesia dan dunia.
Sebagai platform komputasi awan yang paling komprehensif dan paling banyak digunakan di dunia, AWS menyediakan lebih dari dua ratus layanan, meliputi komputasi, penyimpanan data, basis data, analitik, keamanan siber, Internet of Things, hingga kecerdasan buatan. Layanan-layanan ini digunakan secara luas oleh berbagai pihak—mulai dari perusahaan rintisan (startup), industri kreatif, sektor pendidikan, hingga lembaga pemerintahan—untuk menekan biaya operasional, meningkatkan efisiensi, dan mengakselerasi proses inovasi digital.
AWS dikenal berkat skala global, keandalan tinggi, serta sistem keamanan berstandar internasional, yang memungkinkan pengguna beroperasi dengan aman dan fleksibel melalui sistem pembayaran pay as you go. Infrastruktur AWS yang terbagi dalam Region dan Availability Zone di berbagai negara memastikan konektivitas yang cepat dan stabil, termasuk bagi para pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.
Dukungan AWS terhadap ICCF 2025 menjadi manifestasi nyata sinergi antara teknologi global dan ekosistem kreatif lokal. Dengan menghadirkan teknologi berbasis cloud dan kecerdasan buatan, AWS membantu memperluas akses digital bagi komunitas kreatif. Kolaborasi ini turut membuka peluang baru bagi kota-kota kreatif untuk secara optimal memanfaatkan data, konten digital, dan teknologi imersif sebagai bagian dari transformasi ekonomi kreatif nasional.
Nandhika Azhardian Noor, Public Sector Sales Representative at Amazon Web Services (AWS).
Setelah acara pra-konferensi ini, rangkaian kegiatan ICCF 2025 akan berlanjut di Malang Raya pada tanggal 6 sampai dengan 10 November 2025. Pada edisi tahun ini, tuan rumah mengusung tema besar, yakni “Nusantaraya – Senyawa Malang Raya,” yang sekaligus menegaskan kolaborasi erat antara Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang dalam mewujudkan Jawa Timur sebagai Creative Province.
Rangkaian kegiatan inti ICCF 2025 di Malang Raya akan terbagi dalam empat hari, mulai dari 6 hingga 9 November. Festival akan dibuka secara resmi pada 6 November di Kota Batu, yang ditandai dengan peresmian ikonik Selecta Living Museum. Setelah pembukaan, fokus acara di hari kedua, 7 November, adalah mengangkat potensi lokal melalui Agro Creative Tour dan Produk Lokal Fest, sebuah inisiatif penting yang menyoroti gastronomi, UMKM, dan wisata kreatif sebagai bagian dari langkah menuju Road to Batu City of Gastronomy.
Memasuki hari ketiga, 8 November, Malang Creative Center akan menjadi pusat kegiatan dengan agenda yang berfokus pada inovasi dan diskusi kebijakan. Hari itu akan diselenggarakan International Conference on AI, Media Art, and Digital Humanity, dilanjutkan dengan Festival Mbois 10, serta momen penting pembukaan Kongres ICCN. Kongres ini direncanakan akan menghadirkan partisipasi masif dari lebih dari 260 delegasi yang mewakili kota dan kabupaten kreatif dari seluruh Indonesia.
Puncak perhelatan ICCF 2025 akan terselenggara pada 9 November di Kabupaten Malang. Hari puncak ini akan menjadi ajang pagelaran Festival Nusantaraya sekaligus ICCF Awarding Night yang bergengsi. Acara ini akan digelar serentak di tiga lokasi utama yang menonjolkan kekayaan budaya dan potensi pengembangan daerah, yakni Boon Pring Bamboo Living Museum, kawasan ekonomi khusus KEK Singhasari, dan situs-situs Candi bersejarah yang tersebar di Kabupaten Malang.
Dalam momentum Hari Pahlawan, gelaran ICCF 2025 di Malang Raya menegaskan bahwa para pelaku ekonomi kreatif adalah pahlawan masa kini yang berjuang melalui ide, inovasi, dan karyanya. Wali Kota Malang, Dr. Wahyu Hidayat, pun menekankan bahwa tema “Nusantaraya – Senyawa Malang Raya” mencerminkan kekuatan kolaboratif lintas wilayah yang menjadikan kreativitas sebagai motor ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Umum ICCN, Tubagus Fiki Chikara Satari, menyebutkan bahwa gelaran ICCF meruapakan sebuah gerakan masyarakat kreatif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Senada juga disampaikan oleh Ketua Organizing Committee (OC), Sam Vicky Arief Herinadharma. Ia menegaskan bahwa gelaran ICCF 2025 ini adalah sebuah gerakan besar yang memadukan potensi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.
Penggerak kreatif lokal seperti Dadik Wahyu Chang, Alan Wahyu Hafiludin, dan Boim menambahkan bahwa kekuatan Malang Raya tumbuh dari komunitas, budaya, dan inovasi yang berakar kuat di masyarakat. Dari ruang digital hingga desa kreatif, dan dari gastronomi hingga media art, Malang Raya membuktikan bahwa kreativitas adalah energi kolektif yang mampu membangun masa depan yang berdaya dan berkelanjutan.