Operasi pencarian korban bencana di Sumatra masih dilakukan oleh petugas gabungan hingga Minggu, 14 Desember 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis total korban meninggal dunia akibat bencana yang melanda tiga provinsi, yaitu Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, mencapai 1.016 jiwa.
Pos Pendamping Nasional (Pospenas) yang dipimpin langsung oleh BNPB mencatat jumlah korban meninggal tertinggi terjadi di Provinsi Aceh dengan total 424 jiwa. Sementara itu, Sumatra Utara mencatat 349 jiwa, dan Sumatra Barat sebanyak 243 jiwa. Dalam seminggu terakhir (8–13 Desember 2025), korban meninggal dunia bertambah 66 jiwa, dengan rincian 33 jiwa di Aceh, 19 jiwa di Sumatra Utara, dan 14 jiwa di Sumatra Barat.
“Di samping korban meninggal, total jumlah korban hilang tercatat mencapai 212 jiwa, dengan rincian 32 jiwa di wilayah Aceh, 90 jiwa di Sumatra Utara, dan 90 jiwa di Sumatra Barat,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Terkait pencatatan korban hilang, Muhari menjelaskan, data ini tidak hanya berasal dari penemuan di lapangan, tetapi juga dari proses identifikasi dan konfirmasi. Hal ini mencakup penambahan identifikasi dari korban yang sebelumnya tidak ditemukan, lalu dikonfirmasi.
“Kondisi seperti perpindahan data korban yang awalnya tercatat di kabupaten A, ternyata pindah ke kabupaten B, masih ditemui di lapangan. Oleh karena itu, data yang dicatat harus sesuai dengan hasil verifikasi identitas berdasarkan nama dan alamat di tingkat kabupaten dan kota,” ungkapnya.
Sampai saat ini, Muhari melanjutkan, pemerintah kabupaten dengan basis kecamatan telah melakukan identifikasi by name by address. Meskipun setiap hari masih terdapat penambahan jumlah korban meninggal dunia, hasil verifikasi ini memengaruhi total angka di beberapa kabupaten/kota. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa situasi, seperti adanya banjir dan longsor di area pemakaman. Jenazah yang ditemukan oleh petugas SAR di area tersebut kemudian dihitung sebagai korban bencana.
Sementara itu, operasi pencarian yang berada di bawah komando Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memfokuskan upaya di beberapa sektor. Di Provinsi Aceh, pencarian korban masih berlangsung di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Bireuen.
Di wilayah Sumatra Utara, Muhari mengungkapkan, pencarian terbagi ke dalam lima sektor yang berada di tiga kabupaten/kota. Operasi di Tapanuli Selatan dipersempit di wilayah Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru. Ia menambahkan, pencarian juga difokuskan pada dua sektor di Kecamatan Sukabangun dan Aloban Bair, serta di Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga Kota.
Adapun operasi pencarian di Provinsi Sumatra Barat, Muhari menjelaskan, tertuju pada lima sektor. Sektor tersebut berada di Kecamatan Malalak dan Palembayan, Kabupaten Agam. Masing-masing satu sektor juga ditetapkan di aliran Sungai Batang Anai, yang berada di wilayah Kota Padang, Padang Pariaman, dan Tanah Datar.
“Sementara itu, populasi warga yang mengungsi mencapai total 624.670 jiwa. Pospenas mencatat terjadi penurunan jumlah pengungsi dari hari sebelumnya (Sabtu, 13 Desember 2025),” ungkapnya.
Muhari mencontohkan, jumlah pengungsian di wilayah Aceh Utara yang mengalami penurunan signifikan dari hari ke hari. Meskipun demikian, ia menyebutkan, mereka yang pindah ke pengungsian mandiri, seperti ke rumah keluarga atau kerabat, masih tercatat sebagai pengungsi. “Mereka tetap didukung dengan bantuan makanan karena masih dikategorikan sebagai pengungsi mandiri,” ujarnya.
Merespons bencana di Sumatra ini, Muhari menegaskan bahwa pemerintah pusat melalui kementerian dan lembaga terus bekerja sama untuk membantu penanganan darurat dan pemulihan masyarakat terdampak. Ia menambahkan, dukungan sumber daya dari berbagai pihak yang terwadahi dalam klaster nasional turut membantu dan mempercepat pemulihan pascabencana.