Antisipasi Dampak Bencana Hidrometeorologi, BMKG Perkuat Peringatan Dini dan OMC di Sumatra

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengungkapkan bahwa pihaknya akan memperkuat peringatan dini serta melakukan OMC di Sumatra sebagai upaya antisipai dampak bencana hidrometeorologi. Foto: Dok. BMKG

Dengarkan Berita

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan perkembangan terbaru cuaca serta langkah cepat yang dilakukan bersama lintas sektor di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. BMKG memantau adanya dinamika atmosfer yang berpotensi meningkatkan intensitas hujan di wilayah tersebut, yang sangat berpengaruh pada proses evakuasi dan pemulihan.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, memastikan kehadiran negara bersama rakyat, termasuk bagi korban bencana hidrometeorologi di wilayah terdampak. Melalui peringatan dini cuaca terkini, BMKG mendorong seluruh elemen masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan demi keselamatan bersama.

“Perlu diwaspadai peningkatan intensitas hujan pada tanggal 11, 12, dan 16 Desember akibat pengaruh dari Bibit Siklon Tropis 91S. Tapi, mohon tetap tenang, waspada, dan menjaga kesiapsiagaan karena potensi bibit siklon ini tumbuh menjadi siBerklon tropis ke daratan dalam kategori rendah,” kata Faisal di Sibolga, pada Rabu, 10 Desember 2025.

Bibit Siklon Tropis 91S yang saat ini terpantau di barat daya Provinsi Lampung, dalam 24 jam ke depan, diperkirakan bergerak mendekati daratan Sumatra. Kemudian, pada 36 hingga 72 jam ke depan, diprediksi akan berbelok arah menuju barat daya menjauhi daratan Sumatra.

Selain adanya Bibit Siklon Tropis 91S, aspek klimatologis memperkirakan curah hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi (200–500 mm/bulan) terjadi di Tapanuli, Nias, Langkat, Mandailing Natal, dan Labuhan Ratu pada bulan Desember. Selanjutnya, di bulan Januari 2026, diperkirakan terjadi penurunan curah hujan menjadi kategori menengah hingga tinggi di Tapanuli Tengah, Langkat, Mandailing Natal, dan Padang Lawas.

Menurut Faisal, setiap dinamika atmosfer penyebab perubahan kondisi cuaca telah terdeteksi radar dan satelit yang dimiliki BMKG dan terus diinformasikan langsung kepada masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholders) agar dapat ditindaklanjuti. BMKG juga mengantisipasi potensi cuaca ekstrem dengan menggandeng BNPB untuk melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah rawan bencana.

“Kita melaksanakan OMC di Aceh, Sumut, Sumbar, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam waktu 24 jam, terus menerus sesuai dengan kebutuhan,” paparnya.

Faisal menjelaskan, OMC dilakukan dengan menebarkan NaCl (natrium klorida) di awan pada wilayah aman, seperti laut atau waduk, agar hujan turun sebelum tiba di wilayah rawan bencana. Sedangkan apabila awan hujan sudah tiba di daerah rawan bencana, OMC dilakukan dengan menebarkan CaO atau kapur tohor agar awan-awan tersebut terpecah sehingga tidak terjadi hujan.

“Perlu diketahui, OMC tidak bisa dilakukan pada bibit siklon maupun siklon tropis karena mempertimbangkan banyak hal, mulai dari eskalasi yang terlalu besar, pergerakan yang cepat, hingga keselamatan penerbangan tim yang melakukan OMC itu sendiri,” tandasnya.

Menanggapi situasi ini, Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyebut pemerintah pusat bersama seluruh mitra komisi memaksimalkan dukungan untuk mempercepat pemulihan dengan hadir langsung di wilayah terdampak. “Melalui kehadiran kami di sini, diharapkan komunikasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat pengambil keputusan berjalan lancar, karena kami paham ketidakmampuan fiskal daerah dalam tanggap darurat saat ini,” tuturnya.

Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, menekankan bahwa situasi tanggap darurat di wilayahnya saat ini memerlukan penanganan khusus secepatnya, mengingat telah jatuh korban sebanyak 111 jiwa, 90-an hilang, dan 13 ribuan masih dalam pengungsian. Menurutnya, kendala utama yang saat ini dihadapi adalah masih banyak daerah terisolasi akibat banjir bandang membawa kayu-kayu besar serta sedimen sungai, sehingga dukungan alat berat untuk membuka akses serta OMC untuk mengatasi kendala cuaca menjadi sangat dibutuhkan.

“Kondisinya memang memprihatinkan dan tentu ini semua butuh kerja sama, gotong royong. Kami yakin, dengan kekuatan bersama seluruh elemen pemerintah, kita bisa mengatasi musibah bencana banjir dan longsor ini dengan cepat,” tuturnya.

Faisal menegaskan bahwa BMKG terus memberikan informasi terbaru melalui kanal resmi @infoBMKG, aplikasi InfoBMKG, dan situs web resmi http://www.bmkg.go.id. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang tersebar dari saluran tidak resmi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Artikel Lainnya

Bibit Siklon Tropis 93S Terdeteksi di Samudra Hindia, BMKG: Waspada Hujan dan Gelombang Tinggi

Waspada Bibit Siklon Tropis 91S, BMKG Imbau Hujan Lebat di Pesisir Sumatra dan Banten

Iksan Skuter dan Anto Baret Bakal Meriahkan Sound of Humanity: Satu Rasa, Satu Jiwa, Untuk Sumatra