Kota Malang telah berhasil lolos ke tahap empat besar seleksi nasional Jaringan Kota Kreatif UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Sebagaimana diketahui, UCCN merupakan sebuah inisiatif UNESCO yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama antar kota di seluruh dunia yang memiliki kreativitas sebagai faktor utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Kota-kota yang tergabung dalam jaringan ini akan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan industri kreatif. Selain Kota Malang, kota lain yang lolos 4 besar adalah Kota Makassar, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Tangerang.
Kota Malang sendiri mengajukan dirinya menjadi Kota Kreatif Dunia 2025 dalam kategori Media Art. Kategori ini diajukan meninjau dari besarnya potensi kreativitas Kota Malang dalam Media Art, seperti melimpahnya program dan inisiatif maupun event yang berkaitan dengan seni media.
Sejumlah program dan inisiatif tersebut mulai dari Festival Mbois, Malang Flower Carnival, Posko Visual, hingga beragam ruang publik kreatif yang dapat menyokong kolaborasi dan sinergi dari para pelaku seni media.
Kota Malang juga dijuluki sebagai “City of Talent”. Julukan tersebut tidak terlepas dari potensi Kota Malang yang memiliki segudang talenta-talenta potensial yang dapat berkreasi dan berinovasi di kota ini.
Apalagi, didukung dengan berbagai ruang kreatif bersama yang dapat dimanfaatkan, Kota Malang digadang-gadang dapat menjadi rumah para insan kreatif saling bersinergi untuk menjadi Kota Kreatif level dunia.
Memasuki tahap berikutnya, tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) UCCN melakukan visitasi atau kunjungan lapangan ke Kota Malang.
Visitasi tim Kemenparekraf dan Panselnas UCCN ke Kota Malang ini berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 25-27 September 2024. Dalam agendanya, mereka akan meninjau Kayutangan hingga Malang Creative Center (MCC).
Pada hari pertama, tim Kemenparekraf dan Panselnas UCCN menggelar pertemuan dengan Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, di Ruang Rapat Wali Kota Balai Kota Malang, pada Rabu, 25 September 2024.
Dalam pertemuan tersebut, Iwan Kurniawan menjelaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Malang saat ini tengah berfokus dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di berbagai aspek, termasuk dalam hal kreativitas.
Ia menyampaikan, salah satu upaya Pemkot Malang dalam meningkatkan SDM tersebut adalah dengan dibangunnya MCC yang bertujuan untuk menjadi wadah atau rumah bagi masyarakat dalam meningkatkan kreativitasnya.
Tidak hanya itu, dijelaskan Pj Wali Kota Malang, dibangunnya MCC juga bertujuan agar menjadi rumah bersama atau inkubator, di mana disana masyarakat bisa saling transfer knowledge atau ilmu pengetahuan.
Iwan mengungkapkan bahwa MCC sangat luar biasa, karena merupakan satu wadah atau tempat untuk pemuda berkreativitas. Sehingga, menurutnya MCC akan jadi contoh yang perlu diterapkan di daerah-daerah lain.
”MCC yang terdiri dari tujuh lantai, dari lantai satu sampai tujuh diisi oleh para pemuda yang beraktivitas melakukan kreativitas positif yang berkontribusi pada pembangunan Kota Malang,” kata dia.
”Saya lihat strukturnya, manajemen atau pengelola yang dilakukan oleh pemuda, kemudian backgroundnya, mereka punya pengalaman, baik lokal, nasional bahkan internasional,” ucapnya.
”Pengalaman-pengalaman mereka yang luar biasa ini, menjadi berbagai program, daya tarik dan daya ungkit MCC. Makanya, MCC sampai saat ini dapat berjalan dengan baik,” paparnya.
Dalam mendukung mereka, lanjut Iwan, Pemkot Malang juga menyediakan anggaran operasional dan pemeliharan guna meningkatkan kreativitas para pemuda yang bisa memberikan kontribusi pembangunan Kota Malang.
”Kalau kita lihat aktivitasnya, pertumbuhan ekonominya di MCC dengan event-eventnya itu meningkatkan pendapatan asli daerah. Dengan menghadirkan kegiatan pameran, adanya kunjungan dari kementerian, lembaga dan daerah ini menunjukkan bahwa MCC itu seperti apa,” terangnya.
Iwan pun optimis Kota Malang sangat layak masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Selain itu, dia juga mengungkapkan sisi menarik dan keunikan pemetaan atau penataan Malang Raya.
Ia menyampaikan bahwa wilayah Malang Raya sudah membagi masing-masing potensinya. Ia menyebutkan, Kota Malang untuk bisnis, jasa dan pendidikannya. Kemudian, Kabupaten Malang dan Kota Batu untuk pariwisatanya.
”Ini yang menarik dari penataan Malang Raya. Sehingga, saat bicara Kota Malang untuk jasa, bisnis dan yang sangat potensi untuk kreativitasnya adalah universitas. Di mana, di Kota Malang ada 74 universitas,” ungkapnya.
Artinya, dikatakan Iwan, jika bicara soal kreativitas, tidak hanya ada penguatan kapasitas oleh masyarakat atau pemuda di Kota Malang, tapi juga ada kreativitas mahasiswa dari seluruh Indonesia yang ikut memberikan sumbangsih.
”Baik itu pemikiran dan kelompok untuk menyampaikan keunikannya atau kondisi di daerahnya masing-masing dengan berdialog, berdiskusi di wadah itu atau pun tempat-tempat lainnya,” kata dia.
Oleh karena itu, Iwan menilai, adanya hal tersebut menjadi potensi luar biasa. Sebab, kata dia, akan memberikan masukkan terhadap program terkait kreativitas dan membawa hal baik yang akan diimplementasikan di daerahnya.
”Harapan kami dengan masuk ke tahapan internasional, kita bisa membenahi diri, tentunya kita akan menjadi lebih profesional dengan bimbingan, pembinaan bagaimana taraf internasional itu bisa diterapkan di Kota Malang,” ujarnya.
Sementara itu, Tim Panselnas Nominasi UCCN, Harry Waluyo menyampaikan bahwa ekonomi kreatif berbeda dengan yang konvensional. Menurutnya, ketika individu melalui pendidikannya mendapatkan keterampilan, mereka tidak mencari lapangan kerja tapi menciptakan lapangan kerja.
”Jadi, bukan hanya eksistensi, tapi di level best practice (praktik baik), apa yang bisa diberikan. Apakah Kota Malang punya best practice yang bisa jadi kontributor untuk Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Harry pun menyampaikan apresiasinya terhadap penataan Malang Raya. Namun demikian, dia mengungkapkan bahwa pengusulan Jaringan Kota Kreatif UNESCO ini bukan berarti tidak melibatkan kota lain.
”Kota Malang dengan SDM-nya, Kota Batu dan Kabupaten Malang dengan wisatanya. Ini good idea (ide yang bagus), belum ada interkoneksi yang seperti ini. Jadi, ayo buktikan,” pungkasnya.
1 comment
MALANG OSI JI, iso dadi siji