EPOCHSTREAM – Gelar Karya Jelonusa (Jenama Lokal Pelanusa) turut memeriahkan rangkaian kegiatan Festival Mbois 9 atau FMIX di Malang Creative Center (MCC) pada Sabtu, 9 November 2024.
Dalam kegiatan Gelar Karya Jelonusa ini, komunitas Pelangi Nusantara (Pelanusa) menggelar pameran serta edukasi kepada para pengunjung FMIX tentang produk daur ulang dari limbah fesyen.
Pendiri komunitas Pelanusa, Endahing Noor Suryanti, mengungkapkan bahwa Gelar Karya Jelonusa ini menjadi salah satu langkah bersama untuk memasarkan aneka produk kriya dari para anggotanya.
”Saat ini anggota kami yang ada di Malang ada 40 orang. Orientasi pasar kami tak hanya dalam negeri, namun juga mancanegara. Produk kami telah diekspor ke luar, seperti Australia dan Jepang,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, dalam Gelar Karya Jelonusa ini pula, Pelanusa menggandeng beberapa pihak, yakni agensi model untuk menampilkan karya fesyen, serta dua perusahaan lain untuk mendukung produksinya.
”Kita kerja sama untuk ilustrasi desain untuk menghasilkan produk dengan nuansa baru. Kedua, kami kolaborasi juga dengan sesama UMKM, yakni Kupu Sutera produsen kain sutera di Jawa Timur,” ujarnya.
Tidak hanya pameran karya, Endahing menyampaikan, dalam Gelar Karya Jelonusa tersebut para pengunjung juga bisa belajar tentang teknik quilting dan patchwork secara langsung.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Dian Likos memberikan apresiasi atas produk-produk karya jenama lokal ini.
”Tak hanya mengubah limbah jadi produk baru, tapi membuat produk yang kreatif dan inovatif. Dengan teknik quilting dan patchwork tentu membuatnya pun membutuhkan ketelitian ekstra,” ujarnya.
Dian menyampaikan bahwa melalui Gelar Karya Jelonusa ini menunjukkan bahwa para perempuan, khususnya di Kota Malang, yang tergabung dalam komunitas Pelanusa tersebut ternyata bisa lebih berdaya.
Ia juga mengapresiasi karena melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut telah menghasilkan berbagai produk yang bisa dikenal dan berjejaring di luar daerah bahkan di kancah internasional.
Sebagai wujud keberpihakan Pemkot Malang pada UMKM lokal, Diskopindag memiliki berbagai program untuk mendorong UMKM agar bisa naik kelas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
”Kami dukung UMKM dengan memberikan fasilitasi beragam pelatihan produksi, pemasaran, desain kemasan, hingga manajemen usaha. Selain itu ada juga fasilitasi sertifikasi halal, NIB,” kata Dian.
Disamping itu, lanjut Dina, pihaknya juga mengkurasi produk-produk UMKM Kota Malang untuk kemudian diikutkan dalam berbagai ajang pameran seperti Inacraft, Jatim Fest, dan event-event serupa lainnya.
Sebagaimana diketahui, FMIX telah berlangsung sejak Jumat, 8 November 2024. Kegiatan besar industri kreatif di Malang ini berlangsung selama tiga hari penuh di MCC sampai Minggu, 10 November 2024.
Pada gelaran tahun ini, FMIX mengusung tema “LEK WES NGLUMPUK KIPA ILAKES”. Tema dengan bahasa walikan khas Malang tersebut memiliki arti ketika semuanya berkumpul akan sangat baik.
Tema FMIX ini mencerminkan semangat 3C+, yakni Connecting, Collaboration, Celebrate, & Commerce. Artinya, kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak kurang lengkap jika tanpa komersialisasi.
Tak kalah meriahnya dengan gelaran Festival Mbois 8 tahun lalu, Festival Mbois 9 yang didukung oleh 100 lebih kolaborator ini akan mempertemukan ratusan pelaku ekonomi kreatif yang ada di Malang Raya.
Kegiatan FMIX ini juga merupakan ajang kolaborasi para pelaku industri kreatif dengan stakeholder terkait untuk mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia 2025 dengan tagline “Malang City of Media Art”.
***
Foto-foto: Anom Harya (@anomharya)