EPOCHSTREAM – Inflasi di Kota Malang pada bulan Oktober 2024, secara month to month (m-t-m), tercatat sebesar 0,20%. Sedangkan inflasi year to date tercatat sebesar 0,65%, dan inflasi year on year (y-o-y) sebesar 1,53%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Koa Malang, penyumbang utama inflasi m-t-m pada Oktober 2024 tersebut adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,10%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin mengungkapkan bahwa komoditas yang memberikan andil inflasi sangat besar adalah emas perhiasan, daging ayam ras, dan tomat.
Umar Sjaifudin juga mengungkapkan, adapun penyumbang utama inflasi y-o-y di Kota Malang pada Oktober 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,52%.
”Komoditas yang memberikan andil besar adalah emas perhiasan, sigaret kretek mesin, kopi bubuk, tarif uang kuliah perguruan tinggi, tarif rumah sakit, udang basah, tempe, gula pasir, dan tarif sekolah dasar,” kata Umar di Kantor BPS Kota Malang, pada Jumat, 1 November 2024.
Lebih lanjut, Kepala BPS Kota Malang mengungkapkan, pada bulan Oktober ini tomat, daging dan telur ayam ras yang merupakan satu paket, juga turut andil memicu terjadinya inflasi pada bulan Oktober ini.
”Mungkin untuk daging ayam sama telur ayam ras dipengaruhi kenaikan harga pakan ternak.Tomat juga seperti itu, dan kemarin kami sudah melihat ke pasar memang mengalami kenaikan. Sebetulnya di lima bulan sebelumnya komoditas ini justru menjadi deflasi,” ujarnya.
Artinya, tomat sekarang ini harganya sudah mulai merangkak ke harga sebenarnya atau mulai naik. ”Tomat menjadi pendorong inflasi karena di pasaran sudah mulai berkurang dari pada bulan sebelumnya, dan mungkin juga karena musim. Deflasi tomat hampir lima bulan berturut-turut,” jelasnya.
Ada beberapa komoditas yang menyumbang deflasi m-t-m sehingga menghambat inflasi. Pertama yaitu penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi pada awal Oktober 2024 oleh pemerintah. Berikutnya adalah cabai merah, cabai rawit, jagung manis, kentang dan beras.
Untuk diketahui, dari 11 kabupaten/kota di Jawa Timur, inflasi tertinggi adalah daerah Sumenep dengan sebesar 0,36 persen. Sedangkan inflasi terendah adalah daerah Kabupaten Gresik dengan sebesar 0,07 persen.